Rabu, Agustus 20, 2008

DASAR PENGERTIAN MENGENAI BERITA

Write by: Edy Chandra S.Sn

PENDAHULUAN

“Berita” merupakan sesuatu hal yang tidak bisa kita lepaskan dalam kehidupan sehari-hari, setiap aktifitas dalam hidup kita dengan lingkungan di luar rumah kita sudah pasti berhubungan dengan “Berita”.

Semua berita yang kita terima sehari-hari, beraneka ragam macam jenisnya berupa sebuah laporan. Berita-berita tersebut dapat kita pilah sesuai dengan kepentingan individu masing-masing.

Sesuai dengan kebutuhannya berita-berita tersebut bisa kita sajikan dalam sebuah media masa. Semua berita yang disajikan dalam media masa berpengaruh besar terhadap keadaan lingkungan sekitar kita.

Dilihat dari perspektif seorang jurnalis, maka menulis berita dengan baik dan benar adalah modal awal yang harus dimiliki seorang jurnalis.

Sebagai jurnalis kita banyak dituntut untuk terjun ke masyarakat untuk mencari dan meliput berita. Hasil dari liputan tersebut kemudian ditulis dengan prosedur yang benar menjadi sebuah berita yang layak ditayangkan.


PENGERTIAN BERITA

Definisi mengenai berita dapat kita dapatkan dalam beberapa pendapat dari para pakarnya dari dalam maupun luar negeri diantaranya:

Menurut Dean M. Lyle Spencer, dalam bukunya News Writing yang dikutip oleh George Fox Mott mempunyai definisi berita sebagai berikut:
“News way be defined as any accurate fact or idea that will interest a large number or readers”, yang berarti berita bisa dibagi meliputi fakta atau gagasan yang menarik bagi sejumlah besar pembaca.

Menurut Mitchell V. Charnley dalam buku yang ditulisnya berjudul Reporting, definisi berita adalah:
“News is the timely report of fact opinion that hold interest or importance or both a considerable number people”. Yang berarti laporan hangat tentang fakta atau pendapat yang menarik dan penting atau kedua-duanya bagi sejumlah besar pembaca.

Sedangkan menurut pakar jurnalis dari tanah air yaitu Djafar Husin Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini mengemu-kakan pendapatnya mengenai definisi berita adalah:
“Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik pembaca, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest, seperti humor, emosi dan ketegangan.”

Patut dipertanyakan, apakah semua laporan-laporan mengenai sebuah kejadian bisa kita kategorikan berita? Ada rumusan klasik mengenai 5 ketentuan berita yang baik, diantaranya:

1. Baru (timeless)

Pengertian dari kata baru adalah mengacu pada waktu atau aktualitas atau kejadian suatu peristiwa tertentu. Dalam penulisan sebuah berita waktu terjadinya kejadian harus di letakan pada teras berita (lead).
Keterangan yang mempunyai unsur sangat penting atau mengandung unsur sejarah maka dapat di tulis di awal kalimat. Seperti pidato mantan presiden Soeharto ketika mengundurkan diri.

Contoh: Pukul 09.00 pagi, dihadapan sejumlah kamera televisi, Presiden Soeharto mengeluarkan pernyataan mengundurkan diri sebagai Presiden RI. ( Drs. A.A Shahab).


2. Kedekatan ( proximity)


Kedekatan terbagi dalam dua arti, yaitu dekat secara fisik (geografis) dan dekat secara psikologis (emosional). Kedekatan secara fisik merupakan unsur dekat secara nyata. Misal-nya, sebuah peristiwa contoh dibawah ini bagi para pembaca di kota Jakarta akan sangat penting artinya dibanding kejadiannya terjadi di kota New York.

Contoh: Sebanyak 100 rumah dikawasan padat penduduk kelurahan Palmerah, Jakarta Utara, terbakar habis sejak rabu dini hari tadi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi beberapa warga mengalami luka ringan.

Dibandingkan dengan contoh berita di bawah ini. Kasusnya terjadi di Amerika Serikat, yang secara fisik (geografis) letaknya sangat jauh jaraknya. Tetapi memiliki unsur kedekatan secara psikologis (emosional), karena salah satu korban adalah warga asal Indonesia.

Contoh: Dalam kasus penembakan di kampus Virginia Tech University, Amerika Serikat, Senin. 33 orang tewas dan 26 orang terluka. Pelaku penembakan adalah seorang maha-siswa asal Korea Selatan, Cho Seung-Hui, 23 tahun. Salah satu korban penembakan adalah mahasiswa dari Indonesia bernama Partahi Mamora Holomoan Lombantoruan, 35 tahun. Pihak kepolisian saat ini menutup area kejadian dan tidak memberikan ijin kepada wartawan untuk meliput gambar.


3. Penting (importance)

Maksud dari penting adalah sesuatu yang yang menyangkut eksistensi suatu kelompok, bangsa atau seseorang yang terkenal nama-nya dan juga layak disiarkan.

Contoh: Pangeran Charles terkilir tangan kanannya akibat jatuh dari kuda yang ditunggangi, kemarin pagi, disebuah ranch Australia. Pangeran Charles kelihatan pucat dan gagap, segera dilarikan pengawal pribadinya ke rumah sakit terdekat( Drs. A.A Shahab).

4. Daya Pengaruh (size)

Daya pengaruh suatu berita adalah berita peristiwa atau pendapat yang mempunyai dampak hebat serta menimbulkan pengaruh yang luas bagi pembaca.

Contoh: Lebih dari 100 warga Perumtas I Sidoarjo berjalan kaki dari tugu proklamasi menuju Istana Merdeka, Jakarta, Senin, untuk berunjuk rasa menuntut ganti rugi tunai langsung atas tanah dan rumah mereka yang menjadi korban luapan lumpur panas Lapindo.

5. Kebijaksanaan (policy)

Kita ketahui bahwa terdapat dua kebijakan yang menjadi acuan bagi redaksi untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah berita dimuat atau disiarkan.

Pertama adalah kebijakan internal redaksi; sikap independensi redakasi yang tidak menganut paham atau ideologi tertentu atau bersikap netral.
Pihak redaksi juga harus memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat, undang-undang yang berkaitan dengan kehi-dupan pers, dan undang-undang penyiaran lainnya.

Kedua, kebijaksanaan eksternal; redaksi harus menimbang apakah sebuah berita melanggar masalah SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) atau tidak.
Sebuah berita yang ditulis dengan rapih dan memenuhi syarat jurnalistik yang baik, karena tidak memenuhi unsur kebijaksanaan (eksternal maupun internal) redaksi, maka berita tersebut harus diedit atau tidak dapat dimuat sama sekali.

Contoh: Penyair Kenamaan WS Rendra, disepan peserta Seminar Ketahanan Nasional yang berlangsung Kamis pagi, di Taman Siswa Yogyakarta, mengemukakan, jiwa kepelo-poran dalam diri warga keturunan Cina masih diragukan, karena mereka selalu berlindung kepada setiap penguasa.


(Naskah dan foto diambil dari berbagai sumber, digunakan hanya sebatas untuk media pelajaran, bukan untuk komersial). Terinspirasi dari seorang jurnalis tanah air Drs. A.A. Shahab

Tidak ada komentar: