Selasa, September 23, 2008

HUBUNGAN ANTARA PEMASARAN DENGAN PERIKLANAN

Write by Edy Chandra S.Sn

Pemasaran bukan hanya penjualan produk tetapi membujuk konsumen untuk memilih satu produk ketimbang produk lainnya. Dalam hal ini tidak terlepas dari unsur promosi yang bisa dikatakan sebagai periklanan.

Oleh sebab itu perlu sedikit kita pelajari mengenai seberapa jauh ilmu pemasaran berhubungan erat dengan periklanan. Mari kita telusuri terdapat:

3 Unsur Pendukung Konsep Pemasaran
  1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen ( contoh: fasilitas mobile banking M-BCA di setiap hampir kartu GSM ponsel).
  2. Mengupayakan koordinasi pemasaran di seluruh organisasi (unsur penelitian dan pengembangan, keuangan, manufaktur dan lain-lainnya turut mendukung pemasaran).
  3. Pencapaian tujuan jangka panjang mempertahankan unsur produk ( contoh: Produk minuman Coca Cola selalu mempertahankan image di benak konsumen sebagai produk
    minuman cola nomor satu di dunia).

Perlu kita pelajari juga sebuah teori klasik mengenai pemasaran yaitu "Marketing Mix".
Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

Definisi "Marketing Mix" menurut:

William.J. Stanton, Istilah yang digunakan untuk menjelaskan empat kombinasi besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi.

Philip Kothler, Kombinasi dari empat variable / kegiatan yang mempunyai inti dari sistem pemasaran yaitu produk, struktur harga, sistem distribusi dan kegiatan promosi.
Kempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut paling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Marketing Mix sendiri lebih dikenal dengan istilah 4P yang berkaitan dengan periklanan sebagai salah satu komponen pemasaran yaitu:

A. Product (barang / jasa)
Barang atau jasa yang ditawarkan pada pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Perencanaan, pengembangan, pengolahan produk termasuk didalamnya untuk mengembangkan pemasaran hidup produk tersebut.

Perencanaan suatu produk harus di lakukan, diantaranya bagaimana dan seperti apa produk yang akan di tampilkan? Bagaimana ukuran dan warnanya? Bagaimana bentuk pembungkusnya (packaging).

Pengembangan suatu produk berupa desain packaging serta menentukan merek (brand) yang sesuai dengan citra produk tersebut.

Pengolahan suatu produk berupa penggunaan dan pengerjaan barang yang menggunakan kualitas tertentu sesuai dengan permintaan pasar.

Bentuk dan fungsi suatu produk mempengaruhi nilai beli sebuah produk. Produk adalah tujuan dari Produk dan alasan bagi marketing.


B. Price ( harga )
Harga menduduki tempat yang penting karena akan menentukan penerimaan perusahaan.
Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

Harga produk sudah harus sudah harus mencakup biaya produksi, distribusi, promosi dan laba perusahaan. Harga dapat mendukung citra sebuah produk untuk merebut hati para konsumennya.

Penentuan harga murah, secara psikologis menentukan bahwa produk tersebut mudah untuk di dapatkan dimana saja dalam jumlah yang cukup besar

Contoh kasus: Perang tarif antar operator sellular GSM telah mengambarkan bahwa antar operator selular berusaha merebut posisi di hati para konsumennya, dengan menjanjikan tarif telepon yang murah dan mudah mendapatkan produknya dimana saja.

Penentuan harga mahal, secara psikologis mengesankan produk tersebut tidak mudah di cari, terbatas serta melahirkan citra eksklusif pada sebuah produk

Contoh kasus: Produk handphone NOKIA tipe 8880 Titanium memasang harga jual yang cukup tinggi dalam tiap unit barunya di bandingkan dengan tipe sejenisnya. Kesan mahal dan berkelas di berikan oleh NOKIA kepada konsumennya.


C. Place ( tempat / distribusi )

Merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan biaya wajar.
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan adalah:

1.Saluran distribusi;
2.Jangkauan distribusi;
3.Penyediaan barang;
4. Lokasi dan transportasi;

Sebagian besar produsen tidak langsung menjual produknya ke konsumen. Mereka menggunakan perantara. Alasan yang melatar belakangi digunakannya perantara yaitu:

- Banyak produsen kekurangan sumber daya finansial untuk menjalankan
pemasaran langsung .
- Dalam beberapa kasus pemasaran langsung memang tidak layak.
- Produsen adakalanya sering mendapat pengembalian yang lebih besar atas
produk yang dijual sendiri.


D. Promotion (promosi, komunikasi dan penawaran)

Promosi merupakan salah satu variabel yang penting dalam pemasaran, yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen.


Selain teori "Marketing Mix" dikenal pula teori "Promotion Mix" yang di definisikan oleh Phillip Kothler yaitu, "Promosi merupakan informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran".

Promotion Mix itu sendiri terbagi menjadi 4(empat) kegiatan komponen yaitu:
  1. Advertising (periklanan): Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang maupun jasa yang dibayar oleh sponsor untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
  2. Personal Selling(penjualan pribadi): bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli, untuk mempengaruhi sikap konsumen agar terjadi kegiatan penjualan.
  3. Publicity (publikasi): Bentuk pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa maupun ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa. Publikasi ini biasanya sponsor tidak dibebani sejumlah biaya tertentu secara langsung
  4. Sales Promotion(promosi penjualan): kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publikasi yang digunakan untuk mendorong pembelian oleh konsumen maupun untuk meng-efektifkan kegiatan para pengecer. Kegiatan-kegiatan ini dapat berupa peragaan, demonstrasi, pertunjukan dan lain sebagainya.
Besarnya dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi Promotion Mix. Perusahaan yang mempunyai dana besar jauh lebih leluasa berpromosi dibandingkan untuk perusahaan yang mempunyai dana sedikit untuk itu lebih cocok menggunakan personal selling bagi perusahaan yang minim dananya.

Semoga Bermanfaat.

TARGET MARKETING

Write by Edy Chandra S.Sn

Setelah melalui proses tahapan segmentasi pasar maka maka akan menghasilkan "Target Market" atau sasaran terhadap pasar tertentu.

Target market pada dasarnya merupakan konsentrasi pemasaran pada satu/beberapa kelompok (segmen) tertentu. Target market memudahkan penyampaian pesan secara lebih tepat dan menghindari pesan itu jatuh pada kelompok diluar target market yang dituju yang mengakibatkan tidak efisennya pengeluaran biaya-biaya produksi.

Oleh karena itu perlu kiat untuk mencapai target marketing yang ideal yaitu meliputi:
  • Responsif
    Pasar yang dituju harus responsive terhadap produk yang akan diluncurkan. Untuk mendapatkan respon yang positif maka perlu diketahui target market yang tepat sebelumnya. Responsif sendiri bersifat saling mengisi dimana konsumen secara kebetulan membutuhkan produk yang ditawarkan atau konsumen ternyata menyukai produk tersebut ketika diadakan penawaran produk. Responsive pasar diketahui bisa dengan bantuan riset pasar atau melakukan jajak pendapat dengan mengacu pada segmentasi pasar konsumen.

Contoh: Produk Roti cepat saji "Bread Talk" mendapatkan tanggapan yang baik di masyarakat Indonesia karena produknya sesuai dengan selera target market sehingga menghasilkan unsur responsif.
  • Potensi Penjualan
    Potensi ini tidak hanya dihitung dari jumlah populasi, tetapi juga ditentukan oleh daya beli dan keinginan pasar untuk memilikinya.
    Keinginan ini harus diciptakan dengan mempertimbangkan kesiapan pasar menerima produk tersebut, kelayakan produk dan kemampuannya meningkatkan kepuasan konsumen. Persiapan analisa awal serta pertimbangan yang matang akan mendapatkan target potensi penjualan yang baik.
Contoh:Shell sangat antusias telah diberikan kesempatan untuk menawarkan BBM berkualitas kepada pengendara di Indonesia dan dapat memberikan kontribusi kepada konservasi lingkungan melalui peningkatan kualitas BBM, serta standar operasional dan rekayasa.
  • Jangkauan Media
    Media untuk promosi memiliki pengaruh besar terhadap tercapainya hasil optimal dari pemasaran suatu produk. Target market harus dapat dicapai dengan optimal, sehingga perlu perencanaan media iklan yang tepat serta memahami karakter media tersebut.
  • Sensitifitas Terhadap Pasar
    Untuk mempertahankan sebuah target market maka perlu selalu memantau keadaan dinamika pasar secara konsisten
Contoh: Iklan TVC Sabun Cuci Piring Sunlight dengan bintang iklan presenter Krisna Mukti mengambarkan sebuah bentuk iklan dengan cara mengadakan live show survey pasar terhadap konsumen maupun penjual yang menggunakan produk SabunSunlight. Contoh iklan tersebut bisa mengambarkan sebagai tindakan target market terhadap sensifitas terhadap pasar.

Demikian 4(empat) bagian penting yang perlu diperhatikan dalam target marketing. Semoga Bermanfaat.

(gambar dan foto digunakan hanya sebagai media belajar bukan untuk komersil)

Minggu, September 21, 2008

DAMPAK KOMUNIKASI SEBUAH BRAND ALA LARRY PERCY

Write By Edy Chandra S.Sn

Banyak tokoh-tokoh ahli dalam bidang periklanan yang menggunkap seputar merek (Brand). Salah satunya bisa kita lihat melalui pendekatan seorang ahli periklanan yaitu, Dr Larry Percy dalam teorinya mengenai "Communication Effect" atau "Dampak Sebuah Komunikasi" sebuah brand.

Mari kita tinjau menurut beliau mengenai periklanan yaitu, "Advertising is meant to turn us toward a product or service of a brand by providing information or creating positive feeling ". kalau kita lihat dalam tatanan bahasa Indonesia adalah, Periklanan berarti menuntun kita kepada sebuah informasi atau menjadikan sebuah pandangan yang lebih baik pada produk atau jasa dari sebuah merek.
Periklanan sendiri tidak terlepas dari unsur merek/Brand yang mempunyai peran penting dalam identitas sebuah produk dan juga mengkomunikasikan pula identitas produk itu sendiri.

Adapun Larry Percy dalam teorinya "Communication Effect" yang terdiri dari:

  • Category Need, merupakan sebuah alasan konsumen dalam membeli kebutuhannya berdasarkan kebutuhan mendasar mereka yang di rasakan perlu dan terkadang bisa juga mendesak dan tidak bisa di abaikan kebutuhannya.
Contoh: Membeli gula, kopi atau air mineral dan sebagainya.

  • Brand Awareness, merupakan alasan konsumen memutuskan membeli sebuah produk atau jasa yang didasarkan pada hasil identifikasi/penyelidikan atas suatu merek produk. Brand Awarenes itu sendiri terbagi lagi menjadi 2(dua) bagian yaitu:
1. Brand Recognition, merupakan sebuah strategi pengenalan sebuah merek produk yang ditujukan / ditekankan pada pengenalan produk baru atau merek baru dalam pasar.
Contoh:Brand Recognition pada pengenalan produk baru yang merupakan produk alternatif dari produk sejenis sebelumnya yang sudah sangat dikenal di benak pikiran masyarakat. ( Produk Coca- Cola ZERO).

Sedangkan contoh Brand Recognition pada pengenalan merek baru yang merupakan merek dari sebuah produk yang baru lahir di dalam persaingan kategori produk tersebut(contoh produk jasa operator telepon gsm AXIS yang lahir ditengah perang operator gsm).

2. Brand Recall, merupakan sebuah strategi perusahaan sebuah produk yang berusaha mengingatkan dalam benak pikiran masyarakat bahwa merek produk mereka masih beredar di masyarakat
Contoh: Brand Recall yang selalu mengingatkan produknya dengan menyajikan berbagai altenatif iklan televisinya ( Produk Rokok A-MILD)
  • Brand Purchase, merupakan kategori konsumen yang memutuskan untuk membeli dan mempunyai keinginan untuk mencoba berbagi type produk dan jenis sebuah merek produk.
Contoh: Membeli dan mencoba berbagai rasa permen dari berbagai merek, misalnya mencoba permen Sugus dan Mentos.
  • Brand Attitude, merupakan kategori konsumen yang memutuskan untuk membeli sebuah produk atau jasa dari merek tertentu didasarkan oleh pencarian informasi dan mengutamakan perasaan (feeling) dalam dirinya , jika akan menggunakan produk tersebut
Contoh: Membeli Toyota Alphard dimata seorang direksi sangat penting dalam pertimbangan unsur ekslusif dan rasa nyaman dalam aktivitas perjalanan berkendara.

Brand Attitude sendiri menurut Percy terbagi lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
  • Type of Purchase Decision. Konsumen membeli produk suatu merek didasarkan pada tingkat resiko kepuasan. Tipe ini dibagi lagi menjadi dua yaitu: Low Involvement (dalam mengambil sebuah keputusan tidak mempertimbangkan secara mendalam untuk melakukan tindakan selanjutnya atau bisa dikatakan tidak secara serius untuk mengambil keputusan) dan High Involvement ( dalam mengambil sebuah keputusan diperlukan pertimbangan yang cukup mendalam agar hasil yang dicapai tidak disesalkan kemudian hari atau bisa dikatakan secara serius dalam mengambil keputusan).
  • Type of Motivation. Konsumen membeli produk suatu merek didasarkan pada tingkat fungsinya. Tipe ini dibagi lagi menjadi dua yaitu: Negative Motivation dan Positif Motivation
Negative Motivation. Konsumen membeli suatu merek produk karena ingin mengatasi masalah yang dihadapinya(masalah yang sangat penting dan tidak dapat ditunda kebutuhannya).

Contoh: Seorang yang sakit kepala akan segera membeli obat pereda sakit kepala, salah satunya dengan membeli merek produk PANADOL yg identik dengan obat sakit kepala.

Positive Motivation. Konsumen membeli suatu merek produk karena membuat mereka merasa akan lebih baik dengan memakai produk tsb.

Contoh: Seorang yang haus dahaga di tegah hari panas pasti akan segera membeli minuman pelepas dahaga, bisa salah satunya adalah TEH BOTOL.

Brand attitude strategy dalam periklanan di bentuk melalui kombinasi antar decision type dan motivation yaitu:
  • Low Involvement Decision driven by Negative Motivations.
    Seorang akan segera mengambil keputusan bagi masalahnya dengan membeli produk merek tertentu tanpa pertimbangan yang mendalam dikarenakan masalahnya sangat penting untuk diselesaikan.
Contoh:Seseorang akan segera membeli obat nyamuk(BAYGON), karena dia merasa tidak nyaman dengan keadaan ruang yang penuh dengan nyamuk. Baygon indetik dengan produk obat nyamuk yang terjangkau harganya dan mudah didapat produknya dimana saja.
  • Low Involvement Decision Driven by Positif Motivations.
    Seorang akan segera mengambil keputusan bagi dirinya agar merasa lebih baik tanpa pertimbangan yang mendalam dalam mebeli produk tersebut.
Contoh:Seseorang yang dahaga dan ingin kembali merasa segar, dengan segera akan membeli minuman softdrink(Coca Cola / Sprite) soda untuk menyegarkan tubuhnya.
  • High Involvement Decision driven by Negatif Motivations.
    Seorang akan mempertimbangkan dengan cermat dalam mengambil keputusan membeli sebuah produk bagi kepentingan dirinya serta hasil pertimbanagnnya tsb harus bisa memecahkan masalahnya.
Contoh:Seseorang pengusaha pemula yang membutuhkan kendaraan yang ekonomis untuk kebutuhan transportasi usahanya, misalnya di membeli mobil IZUSU PANTHER yang dikenal paling irit penggunaan bahan bakarnya dan tidak perlu banyak mengeluarkan biaya BBM. Kendaraan tersebut diharapkan bisa segera dipakainya.
  • High Involvement Decision driven by Positif Motivations.
    Seorang akan mempertimbangkan dengan cermat dalam mengambil keputusan bagi dirinya dan hasil keputusannya harus membuatnya merasa lebih baik
Contoh:Seseorang top eksekutif yang memutuskan membeli mobil bermerek BMW tipe M6 yang dikarenakan adanya kepentingan dalam status sosial komunitasnya di masyarakat dan dia merasa menjadi lebih percaya diri karena memiliki kendaraan tersebut.

Demikian gambaran sederhana yang sangat mendasar dari teori Dr. Larry Percy mengenai pengaruh merek terhadap komunikasi. Semoga Bermanfaat

(gambar dan foto dipakai hanya sebagaimedia belajar dan bukan untuk komersial)

Jumat, September 19, 2008

Segmentasi Pasar

Write by Edy Chandra S.Sn

Para pemasar produk dan perusahaan periklanan terus menerus memantau pasar untuk melihat kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok konsumen dan bagaimana mereka dapat dipuaskan secara lebih baik. Salah satu teknik yang mereka gunakan adalah segmentasi pasar.

Contoh: PepsiCo menyadari bahwa bisnis kudapan luar negeri mendatangkan lebih dari $3,25 miliar dalam penjualan tahunan dan dalam jangka panjang, akan menjadi bisnis sangat penting bagi perusahaan. Ia juga menyadari bahwa tidak semua konsumen memiliki selera yang sama, khususnya dalam pasar-pasar global. Ia mengembangkan keripik beraroma paprika bagi Polandia dan Hungaria, kudapan cumi-kacang bagi Asia Tenggara, dan Cheetos “tanpa keju” bagi Cina. Perusahaan memperlakukan setiap negara sebagai pasar berbeda dan menawarkan bauran pemasaran yang berbeda bagi setiap negara, atau segmen pasar.

Tujuan penggunaan segmentasi pasar adalah untuk memungkinkan satu pemasar merancang bauran pemasaran yang lebih tepat dalam menjawab kebutuhan para konsumen di segmen pasar tertentu. Satu segmen pasar terdiri dari individu, kelompok, atau organisasi dengan satu atau lebih karakteristik serupa.

Pemasar menggunakan segmentasi untuk meraih pasar dapat memilih satu atau beberapa metode, dan dapat dikelompokan menjadi empat kategori: demogafi, geografi, behavioristis, dan psikografis

A. Segmentasi Demografis

Melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, seks, ukuran keluaga, tahap siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Bersandarnya para pemasar terhadap karakteristik demografis ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan prilaku ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan perilaku ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan perilaku pembeli para konsumen serta dapat langsung diukur.
Contoh ke 1: pendekatan segmentasi demografis etnis. Unit makanan cepat saji KRAFT & PHILLIP MORRIS meluncurkan serangkaian iklan baru keju merek Velveeta yang secara khusus di tujukan kepada etnis Hispanik di Amerika Serikat .
Contoh ke 2: pendekatan segmentasi demografis etnis. Produsen mobil Christler menjual produk-produk mereka mengkhususkan diri pada pembeli kaum afro amerika.

Contoh ke 3:
pendekatan segmentasi ukuran keluarga. Produsen mobil PT ASTRA, meluncurkan produk mobil kijang LX atau sering disebut kijang kapsul memasarkan produknya secara besar-besaran di Indonesia dengan membidik calon konsumennya dari kalangan kaum berkeluarga.


Contoh ke 4:
Pendekatan segmentasi demografis jender/jenis kelamin/seks.Produsen motor PT AHM memproduksi motor jenis skutik Honda VARIO dan menyertakan icon model Agnes Monica sebagai gambaran, bahwa produknya mengkhususkan diri bagi konsumen wanita muda karir.

Contoh ke 5: pendekatan segmentasi demografis pendapatan. Produsen telepon tanpa kabel CERIA yang mengkhususkan produknya bagi penduduk Indonesia kalangan menengah bawah.

B. Segmentasi Geografis

Variabel-variabel geografis, seperti agama, ukuran populasi, kepadatan, dan iklim, juga mempengaruhi kebutuhan produk konsumen. Orang-orang disatu wilayah negara atau dunia memiliki kebutuhan dan perilaku beli yang berbeda dengan mereka yang berada di wilayah lain.

Contoh ke 1: para produsen air conditioner lebih banyak menjual produk-produk mereka di kawasan Asia Tenggara di bandingkan di kawasan Eropa di karenakan faktor musim yang berbeda diantara 2 benua tersebut.

Contoh ke 2: produsen multinasional seperti Coca cola Company dan Procter & Gamble telah membangun pabrik-pabrik di Asia Tengah dan memperkenalkan merek-merek mereka kepada 55 juta orang di wilayah ini---sebelum di kuasai Uni Soviet--- yang tidak pernah mendengar merek atau kategori produk tersebut sebelumnya.


C. Segmentasi Behavioristis

Perusahaan-perusahaan dapat membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok menurut manfaat yang mereka cari, penggunaan volume produk, dan loyalitas merek.

Contoh ke 1: waktu merupakan komoditas penting bagi kaum ibu yang bekerja. Jadi, kelompok ini mencari manfaat produk seperti kemudahan penggunaan peralatan listrik rumah tangga dan penyiapan santapan secara cepat menggunakan microvave. Karena kaum ibu yang bekerja juga mencari santapan cepat dan bergizi bagi “anak-anak” pertamanya pada bulan Juni 1997, dengan iklan yang berfokus pada keistimewaan santapan ini. The Kids Market Report memperkirakan bahwa para orang tua akan membelanjakan $17 miliar bagi anak-anak mereka pada tahun 1998.

Contoh ke 2: Produsen ayam goreng Kentucky Fried Chiken yang sudah menjadi citra mayoritas dalam benak masyarakat Indonesia mengeluarkan promo paket makan lima ribu rupiah, untuk memperbesar volume penjualan produk-produk mereka pada jenis-jenis produk tertentu.

D. Segmentasi Psikografis

Pembagian pasar berdasarkan gaya hidup dan atau kepribadian di rujuk sebagai segmentasi psikografis. Penentuan gaya hidup biasanya didasarkan pada analisis kegiatan, minat dan opini (activities, interest, opinion – AIO) para konsumen. Salah satu studi gaya hidup terpopuler dilakukan oleh Value Anda Lifestyle Program (VALS). Dari Stanford Research Institute. Program VALS meletakkan para konsumen Amerika serikat ke dalam 3 kelompok besar: Konsumen mengarah keluar (outer Directed), Konsumen mengarah kedalam (Inner Directed), dan konsumen yang terdorong kebutuhan (need driven). Studi-studi VALS telah digunakan untuk memilih media periklanan dan menentukan kandungan periklanan.

Klasifikasi VALS 2 mengkategori para konsumen menjadi lima kelompok gaya hidup dasar: mereka yang gigih berupaya berorientasi tindakan, berorientasi status, berorientasi prinsip, dan mereka yang mengaktualisasi diri.

Satu studi gaya hidup lain yang penting telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun oleh DDB Needham. Survei ini, yang diposkan ke 4.000 rumah tangga setiap tahun, mengajukan 1.000 pertanyaan menyangkut topik-topik seperti penyiapan santapan, pilihan pakaian, dan sikap sosial. Advertising Age adalah pelapor ekslusif hasil-hasil survei, yang memberikan gambaran besar tentang Amerika Serikat.
Contoh: Malboro sebagai produk rokok kretek asal Amerika Serikat memposisikan dirinya dalam segmentasi psikografis sebagai rokok pria tradisional yang gemar berpetualang yang penuh tantangan.


Jenis Jenis Pasar

Sebuah kata pasar biasanya berarti tempat dimana terjadi pertukaran antara penjual dengan pembeli, dalam hal ini pasar yang kita bicarakan yang berarti daerah dimana barang-barang dijual terdiri dari berbagai macam tipe pembeli.

1. Consumer Market (Pasar konsumen); Pasar konsumen terdiri dari orang-orang yang membeli produk dan servis untuk keperluan pribadi atau keperluan keluarga/ sehari-hari. Contoh: transaksi penjualan di mini market ALFAMART terdiri dari para masyarakat sekitar sebagai konsumen pemakai (End User).

2. Bussiness to Bussiness (bisnis ke bisnis); Sebuah perusahaan A yang membeli barang-barang dari perusahaan B lain, dan barang-barang tersebut digunakan sebagai alat untuk memproduksi / oprasional perusahaan A. Contoh: Perusahaan siaran lokal RCTI membeli kamera merek Canon dari PT DataScript sebagai produsen kamera, dimana RCTI menggunakan kamera tersebut untuk operasional siaran di lapangan.

3. Institusional Market (Pasar Institusi); Pasar yang terdiri dari perusahaan laba dan non laba dari variasi yang luas seperti contoh: Rumah Sakit, Sekolah dan Lembaga Pemerintah yang menyediakan keperluan masyarakat.

4. Reseller (pengecer); Pengecer merupakan faktor tengah berupa distributor atau pengecer itu sendiri yang membeli produk setengah jadi maupun jadi untuk di jual kembali dan mengambil keuntungan darinya. Contoh: Seorang pedagang baju muslim dari kota Karawang datang ke pasar Tanah Abang untuk berbelanja baju-baju muslim yang kemudian untuk di jual secara eceran di kota Karawang.

(gambar / foto hanya digunakan sebagai media belajar, bukan untuk komersial)

POSITIONING Bag 1

Write by Edy Chandra S.Sn

Merupakan penempatan suatu figur/nama yang melekat kuat dalam benak pikiran seseorang.
Positioning juga bisa digambarkan sebagai suatu hal yang dilakukan untuk mempengaruhi otak konsumen, menempatkan produk dalam khayalannya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasi dirinya dengan produk tersebut.

Positioning bukan bagaimana kita melakukan sesuatu terhadap produknya, tetapi lebih kepada bagaimana kita menempatkan diri produk kita atau merek produk kita dalam pikiran konsumen sehingga di benak konsumen akan tercipta sebuah pemikiran tersendiri tentang produk kita.
Atau dengan kata lain membuat citra produk yang dapat di tawarkan pada konsumen sehingga memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti di benak konsumen.


Positioning merupakan suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, brand, perusahaan, atau individu dalam alam pikiran konsumen. Usaha ini merupakan langkah penting untuk merebut perhatian pasar karena situasi masyarakat di pasar sudah over communicated.

Untuk berhasil dalam masyarakat yang sudah jenuh dengan berbagai merk produk serta sudah demikian banyaknya aneka ragam periklanan, kita harus menciptakan posisi dalam pikiran atau benak konsumen.

Posisi di sini tidak hanya mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, melainkan juga para pesaingnya. Kita harus menjadi yang pertama masuk dalam benak pikiran konsumen. Sebagai gambaran, Ries dan Trout (dalam Madjadikara, 2004: 61) menggambarkan positioning dalam konteks sejarah penemuan Amerika. Christopher Columbuslah yang sebenarnya pertama kali menemukan benua Amerika Serikat . Namun, dia lebih sibuk mencari emas daripada berbicara atau memposisikan benua tersebut dalam pikiran masyarakat.

Lain halnya dengan Amerigo Vespucci, ia menemukan benua Amerika setelah lima tahun dari yang dilakukan Chistopher Columbus. Dia melakukan dua hal penting. Pertama, dia memposisikan Dunia Baru (benua Amerika) sebagai benua tersendiri, yang sama sekali berbeda dengan Asia. Kedua, dia banyak menulis tentang benua penemuannya.

Salah satunya yang berjudul Mundus Novus (Dunia Baru) telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa dalam masa 25 tahun. Hasilnya, orang Eropa mengabadikan nama Amerigo Vespuci menjadi nama benua besar tersebut, sedangkan Christipher meninggal dalam penjara.

Dalam percakapan anak muda, kita sering mendengar perkataan, "Saya ingin membeli Levis merek Tira". Atau pertanyaan, "Kodakmu merk apa?". Seorang Bapak di rumah berkata kepada istrinya, "Bu, Odolnya habis, tolong beli di warung?". Dalam benak kita Levis adalah nama lain lain celana jeans, Kodak adalah nama lain dari kamera, Odol adalah nama lain dari pasta gigi.

Padahal nama-nama itu adalah merek produk. Merk produk inilah yang pertama menempati posisi dalam benak konsumen dan selalu menjadi "Yang Paling Diingat" atau Top of Mind.

Positioning berkaitan dengan persaingan. Jadi, persoalannya adalah bagaimana pengiklan dan biro iklan memposisikan produk di antara para pesaing. Dalam hal ini positioning dapat diciptakan dengan menggunakan asosiasi tertentu, misalnya: gaya hidup, kelas sosial, kedudukan profesional, sifat tertentu, dll yang mampu membedakannya dengan pesaing.

Jadi, sebenarnya positioning diciptakan untuk mendukung pembentukan citra produk sehingga sangat berkaitan dengan brand dari produk tersebut.

Adapun positioning mempunyai kriteria syarat-syarat yang perlu dipenuhi adalah:

  • Kajian Konsumen

Positioning harus dipersepsi positif oleh konsumen menjadi “reason to believe”(alasan untuk dipercaya) yang memicu pembelian. Hal ini terjadi bila positioning dapat mendeskripsikan value yang dimiliki.

  • Perusahaan Produsen

Kapabilitas dan kekuatan internal perusahaan. Jangan memberi janji melampaui kemampuan yang dapat.

  • Kompetitor

Positioning harus bersifat unik sehingga dapat membedakan diri dengan para pesaing.

  • Perubahan

Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan bisnis, perilaku, budaya dan lainnya.


Dasar dari penentuan positioning agar bisa diterima pada masyarakat

1. Melalui Karakteristik Produk.

Karakter sebuah produk akan membedakan produk tersebut dari para pesaingnya yang tampil sama. Produk yang baik akan menampilkan sebuah karakter yang tampil beda.

Contoh: Teh Botol tidak diposisikan sebagai minuman teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang sama dengan cola. Minuman yang cocok di hidangkan pada saat waktu atau suasana udara panas.

Contoh: Sariwangi Teh tampil dengan memposisikan diri sebagai the celup instan, yang penyajiannya harus diseduh terlebih dahulu. Sariwangi merupakan karakter produk the seduh yang cocok disajikan sebagai minuman pendamping sarapan pagi maupun minuman santai sewaktu bersama rekan dan kerabat.

2. Melalui Pengutamaan Harga

Harga pada suatu produk akan mempengaruhi citra produk tersebut serta posisi produk dalam benak pikiran konsumen. Mahal maupun murahnya harga suatu produk masing-masing akan menciptakan sebuah persepsi tersendiri bagi masyarakat.

Jika pengiklan memilih “Harga Murah” untuk menonjolkan produk, maka pengiklan maupun biro iklan harus berhati-hati dengan strategi ini karena harga murah akan berakibat suatu produk di hubungkan dengan mutu.
Contoh: Iklan sabun cuci “DAIA” mengusung “Harga Murah” dalam peluncuran perdana di banding kompetitornya “RINSO”, bahkan variannya “SO KLIN”

Jika pengiklan memilih “Harga Mahal” untuk menonjolkan produk, maka masyarakat akan mempersepsikan bahwa produk tersebut pasti baik.

Contoh: Perusahan mobil terbesar di eropa asal negara Jerman Mercedes Benz selalu dipandang sebagai produsen mobil-mobil mutakhir yamg mewah dan mahal harganya.

3. Melalui Pengutamaan Penggunaan Produk

Persepsi dalam kategori ini adalah dimana para pengiklan harus memposisikan iklan bagi produk dari sisi kegunaan produk tersebut dalam menjawab problem yang ada dimasyarakat

Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus. Bererapa obat batuk, flu, deman, dan sakit kepala sebenarnya mengandung komposisi yang relatif sama.

  • Paramex memposisikan diri sebagai obat sakit kepala,
  • Konidin dan Woods sebagai obat batuk,
  • Decolden sebagai obat flu.
  • Feminax yang kandungan komposisinya sama dengan Paramex, diposisikan kegunaannya khusus sebagai obat sakit di kala datang bulan

4. Melalui Kelas Pemakai Sebuah Produk

Positioning pada sebuah produk dapat pula di telusuri melalui kelas pemakainya, dimana kelas pemakainya akan membedakan para penggunanya dari yang satu ke yang lainnya.

Contoh:Produk sabun LUX menggunakan icon para bintang film wanita untuk menyatakan produk mereka adalah produk sabun wanita ekslusif.

5. Melalui Kelas Produk

Beberapa produk yang "terjepit" perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan.

Contoh: Produk 7 Up terjepit di antara produk minuman cola Pepsi dan Coca-Cola, sehingga ia menggunakan slogan "7-Up is the uncola drink. But with a better taste" untuk memposisikan produknya.

6. Melalui Simbol dan Kultur

Simbol yang dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen. Simbol ini tidak digunakan oleh positioning pesaing

Contoh: Misalnya produk Mustika Ratu diposisikan sebagai produk yang mewarisi budaya Kraton di Jawa.

7. Melalui Pesaing / Kompetitor

Proses untuk menjadikan produk nomor satu dibandingkan dengan
pesaingnya yang nomor dua, secara budaya tipe yg satu ini kurang etis di Indonesia


Contoh: Tidak seperti halnya di Amerika, persaingan dalam membandingkan produk lebih terlihat berani dengan adanya persaingan rental mobil AVIS dengan HERTZ.

(gambar/foto dipakai untuk keperluan pembelajaran, bukan digunakan untuk komersil)