Banyak tokoh-tokoh ahli dalam bidang periklanan yang menggunkap seputar merek (Brand). Salah satunya bisa kita lihat melalui pendekatan seorang ahli periklanan yaitu, Dr Larry Percy dalam teorinya mengenai "Communication Effect" atau "Dampak Sebuah Komunikasi" sebuah brand.
Mari kita tinjau menurut beliau mengenai periklanan yaitu, "Advertising is meant to turn us toward a product or service of a brand by providing information or creating positive feeling ". kalau kita lihat dalam tatanan bahasa Indonesia adalah, Periklanan berarti menuntun kita kepada sebuah informasi atau menjadikan sebuah pandangan yang lebih baik pada produk atau jasa dari sebuah merek.

Adapun Larry Percy dalam teorinya "Communication Effect" yang terdiri dari:
- Category Need, merupakan sebuah alasan konsumen dalam membeli kebutuhannya berdasarkan kebutuhan mendasar mereka yang di rasakan perlu dan terkadang bisa juga mendesak dan tidak bisa di abaikan kebutuhannya.

- Brand Awareness, merupakan alasan konsumen memutuskan membeli sebuah produk atau jasa yang didasarkan pada hasil identifikasi/penyelidikan atas suatu merek produk. Brand Awarenes itu sendiri terbagi lagi menjadi 2(dua) bagian yaitu:


2. Brand Recall, merupakan sebuah strategi perusahaan sebuah produk yang berusaha mengingatkan dalam benak pikiran masyarakat bahwa merek produk mereka masih beredar di masyarakat

- Brand Purchase, merupakan kategori konsumen yang memutuskan untuk membeli dan mempunyai keinginan untuk mencoba berbagi type produk dan jenis sebuah merek produk.

- Brand Attitude, merupakan kategori konsumen yang memutuskan untuk membeli sebuah produk atau jasa dari merek tertentu didasarkan oleh pencarian informasi dan mengutamakan perasaan (feeling) dalam dirinya , jika akan menggunakan produk tersebut

Brand Attitude sendiri menurut Percy terbagi lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
- Type of Purchase Decision. Konsumen membeli produk suatu merek didasarkan pada tingkat resiko kepuasan. Tipe ini dibagi lagi menjadi dua yaitu: Low Involvement (dalam mengambil sebuah keputusan tidak mempertimbangkan secara mendalam untuk melakukan tindakan selanjutnya atau bisa dikatakan tidak secara serius untuk mengambil keputusan) dan High Involvement ( dalam mengambil sebuah keputusan diperlukan pertimbangan yang cukup mendalam agar hasil yang dicapai tidak disesalkan kemudian hari atau bisa dikatakan secara serius dalam mengambil keputusan).
- Type of Motivation. Konsumen membeli produk suatu merek didasarkan pada tingkat fungsinya. Tipe ini dibagi lagi menjadi dua yaitu: Negative Motivation dan Positif Motivation

Positive Motivation. Konsumen membeli suatu merek produk karena membuat mereka merasa akan lebih baik dengan memakai produk tsb.

Brand attitude strategy dalam periklanan di bentuk melalui kombinasi antar decision type dan motivation yaitu:
- Low Involvement Decision driven by Negative Motivations.
Seorang akan segera mengambil keputusan bagi masalahnya dengan membeli produk merek tertentu tanpa pertimbangan yang mendalam dikarenakan masalahnya sangat penting untuk diselesaikan.

- Low Involvement Decision Driven by Positif Motivations.
Seorang akan segera mengambil keputusan bagi dirinya agar merasa lebih baik tanpa pertimbangan yang mendalam dalam mebeli produk tersebut.

- High Involvement Decision driven by Negatif Motivations.
Seorang akan mempertimbangkan dengan cermat dalam mengambil keputusan membeli sebuah produk bagi kepentingan dirinya serta hasil pertimbanagnnya tsb harus bisa memecahkan masalahnya.

- High Involvement Decision driven by Positif Motivations.
Seorang akan mempertimbangkan dengan cermat dalam mengambil keputusan bagi dirinya dan hasil keputusannya harus membuatnya merasa lebih baik

Demikian gambaran sederhana yang sangat mendasar dari teori Dr. Larry Percy mengenai pengaruh merek terhadap komunikasi. Semoga Bermanfaat
(gambar dan foto dipakai hanya sebagaimedia belajar dan bukan untuk komersial)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar